Monday, December 22, 2014

Ketangguhanmu-Spirit Untukku






Yogyakarta, 22 Desember 2014


Senyum lebar di usia senja, tak pelak membuat parasmu menjadi semakin tak cantik, tapi membuatmu semakin cantik. Entah tangan-tanganmu sudah menggengam tubuh ini berapakali dengan sentuhan kasih sayang.

Teringat sebuah kisah, ketika engkau bercerita bahwa tubuhmu pernah berjalan sejauh 25KM bahkan lebih untuk mengangkat butir-butir kelapa. Bersama dengan ayahmu kau pergi dikala matahari belum memunculkan kemolekannya. Ke kota untuk menjual hasil kebun dari desa, yang akan kau tukar dengan kebutuhan pokok lainnya. Adik-adik beserta ibu menunggumu di rumah, berharap engkau dan bapak akan membawa banyak bahan makanan. Iya, engkau rela berkucur keringat demi perut keluargamu tidak keroncongan.

Hal ini engaku temui tidak hanya sekali saja, namun hampir tiap hari engkau menjelajah tapak jalan-jalan itu dengan Basmallah. Sampai engkau beranjak hampir dewasa, engkau berpindah menuju Pondok Pesantren untuk mendapatkan ilmu agama yang lebih. Harapanmu kala itu sudah tinggi melejit, sampai-sampai engkau tersenyum sendiri dalam perjalananmu menuju pondokan itu. 

Kerasnya tempaan pelajaran saat itu, membuatmu semakin tangguh dalam bersikap. Namun harapan tinggimu seakan terpatahkan dengan adanya keputusan, bahwa Engkau harus berhenti dari pondokan itu. Bukan hal yang mudah bagimu untuk berhenti mengejar citamu, karena adik-adikmu masih membutuhkan biaya pendidikan yang lebih banyak.

Hatimu mungkin sedih dan merasa ini tak adil, namun aku tahu Engkau dengan ihklas mengiyakan keputusan Bapakmu. Setelahnya Engkau mendapat tawaran menjadi guru agama di salah satu Madrasah, girang rasa hati. Karena Engkau memang jagonya untuk urusan ini, Engkau selalu menjadi nomor satu untuk pelajaran Agama.

Lagi-lagi, rejeki itu belum berada ditangamu. Bukan karena engkau tak lolos dalam pemilihan itu, namun Bapak tidak mengijinkamu untuk menjadi guru. Karena kala itu, untuk menjadi guru harus menukar 1 ekor sapi. Padahal dulu Bapakmu memiliki itu, namun tidak merelakan sapi dalam kandang dilepas untukmu. Tapi engkau tetap berperilaku menjadi anak baik untuk bapak dan ibumu, tak marah sedikitpun kepada mereka. Engkau hanya kecewa saja. Padahal sekarang yg dulu seangkatan dengamu sudah menjadi guru yang sukses dengan gaji lumayan besar, bahkan semua sudah pergi ke Tanah Suci. Namun ilmu Agamamu tak hanya berhenti sampai situ saja, engkau sekarang tetap aktif dalam area pengajian ibu2 dan selalu memimpin ^_^ 

Walaupun titlemu bukan S.Pd, tapi title I.Rt (Ibu Rumah Tangga) membuatku amat sangat bangga kepadamu Ibu. Kekuatan dan keteguhan hatimu memberikan semangat terdalam untuk anakmu untuk menghadapi kehidupan yang terkadang memang keras ini. Akhirnya lewat kami cita-citamu berjelajah ke Tanah Suci terwujud, itu semua berkat doamu yang diijabahi ALLAH. Itu semua karena keihlasanmu, semua karena usahamu Ibu. 

Peluk, Cinta dan kasih sayangmu selalu kurasakan sampai sekarang engkau mempunyai cucu. Temani kami ibu dengan canda guraumu, dengan nasihat-nasihatmu, dengan cara pandangmu, dengan doamu. 

Mungkin doanya yang setiap hari kupanjatkan selepas sholat, belum bisa membalas seujung kuku kebaikan-kebaikanmu 



Namun kuberharap ALLAH selalu membahagiakanmu,,,,
"Ya ALLAH berikan kasih Sayang-MU kepada ke-2 orang tuaku, melebihi kasih sayang mereka kepadaku. Berikanlan umur yang panjang, barokah penuh dengan kebahagiaan. Berikanlah kesehatan kepada mereka, jauhkanlah mereka dari hal-hal yang tidak baik. Berikanlah rejeki yang banyak, melimpah, barokah. Jadikan sisa umur mereka adalah sisa umur yang selalu mendekat untuk mengigatmu. Jagalah iman dan islamnya. Jika Engkau akan mengambil mereka, ambillah mereka dalam keadaaan Khusnul Khotimah, dalam keadaan yang baik, dalam keadaaan islam dan beriman, dalam keadaaan tanpa beban sedikitpun."

0 comments:

Post a Comment

 

Instagram @pujiariningsih

back 2 right way Template by Ipietoon Cute Blog Design