Thursday, May 2, 2013

Ibu sok baik-baik

Assalamualaikum, 
"Waalaikumsalam, ada apa tadi pagi telp?", suara khas dari sana terdengar ngangenin
"Nggak, pengen telepon aja. Soalnya sekarang nggak bisa mampir kerumah. Perut udah semakin membesar, dan pulang kerja sampe rumah jam 18.00 (enam sore). Jadi kangen aja pengen telp, terus kabarnya "mamak" gimana? bapak?"
"Alhamdulillah sehat semua, kemarin habis nengok kelahiran anaknya Mbak Endah (tetangga) dan langsung konvoy nengok anaknya Mas Supri (tetangga kakak). Anaknya Mbak Endah cowok, lahir BB nya 3.6Kg. Anaknya Mas Supri cewek, lahir 3,.3Kg. Sampe dirumah Mas Supri sudah hampir adzan maghrib, terus ibunya Mas Supri repot banget, nyediain makanan hampir 2 meja lengkap banget. Tapi yang makan cuma 3 orang, kakak yang lain nggak pada nyamperin makanan" Cerita seru dari Ibu yang kupanggil dengan "mamak"

Kami tak berjarak jauh, masih dalam satu kota. Tapi minggu ini, saya dan suami memang tidak mampir kerumah orang tua. Pagi jam 06.00, kami sudah bersiap untuk pergi kekantor (yang kebetulan kami satu kantor) dan kembali lagi kerumah jam 18.00 (enam sore). Belum lagi malamnya sang suami masih berlanjut untuk mengajar dari jam 19.00 dan sampe rumah jam 22.00. 


Saat malam tiba, kupandangi wajah suami yang terlihat lelah. Tangan dan kakinya berkonsentrasi mengendarai mobil setiap hari, kaki sebelah kirinya yang sedikit cacat (bukan sepenuhnya cacat fisik) karena cedera saat bermain bola, membuat kelelahan suami ini terasa sangat. Spertiga malam aku terbangun, kuambil air suci untuk mensucikan diri dan terlepas dari ikatan Setan. Kupakai mukena warna putih, kumulai angkat kedua tangan untuk ku besarkan nama-MU. ALLAHUAKBAR,,, sampai akhirnya kupalingkan wajahku kekanan dan kekiri sambil mengucap salam. 

Dalam akhir ibadahku, daftar pertama yang kupanjatkan adalah :
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا.
“Alloohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa”.
Artinya :
 “Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil”.
Berikanlah umur yang panjang, umur yang bermanfaat, jadikan sisa hidup mereka adalah sisa hidup yang selalu mendekat kepada-MU ya Rabb. Berikanlah kesehatan, kemuliaan, berikanlah rejeki yang barokah, banyak, berlimpah, mudah dan barokah. Jika kelak engkau akan mengambil mereka, ambillah mereka dalam keadaan yang suci, islam, iman, khusnul khotimah, bahagia, tanpa beban sedikitpun. 

Untuk suamiku, jadikanlah dia suami yang sholeh. Lindungilah dia, matanya, mulutnya, lidahnya, hidungnya, telinganya, rambutnya, tangannya, jarinya, kakinya, kulit2nya, seluruh anggota tubuhnya dari jauhkanlah dari perbuatan yang tidak baik, dari perbuatan yang ENGKAU benci, dari tingkah laku yang membuat orang lain tidak suka dan sakit hati. Berikanlah rezeki yang banyak, berlimpah, mudah dan barokah. 

kembali ke suara yang khas itu, suara yang ngangenin. 
Ceria sekali beliau bercerita, dengan rutinitasnya. Sesaat beliau ingin menutup telepon, tapi saya selalu ingin mendengar beliau bercerita lagi, ingin mendengar keluh kesah beliau, tapi beliau terdengar sangat baik-baik saja dan sehat-sehat saja.

"oiya, 3 harian ini mamak pergi kepasar sendirian. mbak Tami (kakak yang selalu mengantar ibu' belanja) sedang sakit. Terus kalau berangkat kadang naik bus dan kadang ketemu sama tetangga terus diboncengin. Kalau pulang dianter sama yang jualan ayam, tapi hari selanjutnya pulang mau dianter sama penjual ayam, mamak nggak mau soalnya nggak enak dianter terus. Akhire yo numpak becak, terus lha sampe perempatan Jetis kok becakke njungkel (akhirnya naik becak, terus sampe perempatan Jetis Becaknya jatuh)", beliau bercerita dengan semangat tanpa ngerasa sedih karena sakit yang dideranya.
"logh, terus mamak pripun? sakniki ngraoske pegel2/lecet2? (terus mamak gimana? sekarang keras pegel2 atau lecet2?", tanyaku seakan mau nangis T_T
"Nggak papa, cuma rasane pegel aja", jawab beliau masih dengan yang sok baik-baik

Kalau saya nangis, nanti mamak malah jadi sedih. Finally saya telepon suami dan menceritakan ' kejadian ini. Suami langsung menyaut, pulang kerja kita kerumah ibu' ya. 
Alhamdulillah akhirnya saya bisa bertemu dan memeluk ibu',,,, 

Untuk Ibu yang sok baik-baik disana, ibu yang menghilangkan rasa sakit, ibu yang bilang tidak apa-apa padahal engkau merasakan lelah, letih, capek, sedih, rindu, sakit. Untuk Ibu yang selalu menyeka air mata dan menyiapkan air hangat untuk tubuh yang lelah ini. Aku kangen, anakmu ini masih selalu menjadi anak yang manja dan ingin tidur dipangkuanmu walau sekarang anakmu telah berstatus Istri dari menantumu.
Surga dibawah telapak kaki Ibu, hina dinakanlah dirimu dihadapan Ibu mu, jadikan dirimu budak untuk Ibu mu, berkah Ibu mu adalah berkah dari ALLAH.

6 comments:

  1. Jadi pengen meluuk anak lanangkuu, mudah-mudahan kalo udah berkeluarga diaa ngangenin aku truuusss... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin,, saat masih kecil gini. Teruslah berada disamping Alif mbak,,jgn lewatkan masa2 seperti ini, karena tau2 si ALif udah besar, punya kawan2, terus punya kesibukan sendiri, eh nggak nyangka udah punya istri nantinya,, hehehe.. Semoga Alif besar nanti selalu kangen dan ngangenin :)

      Delete
  2. Replies
    1. Selagi masih mau dipeluk,, dipeluk mak ,, ^_^ Semoga selalu berbekas dalam hati calvin :)

      Delete
  3. wah, jadi mewek nih bacanya mba, ibuku juga masih 'sugeng' dan juga begitu, sok baik-baik saja, padahal mungkin capek dan nyeri2 badan khas orang tua :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya betul mbak ,, semoga orang tua kita selalu dalam kesehatan dan lindungan ALLAH SWT :)

      Delete

 

Instagram @pujiariningsih

back 2 right way Template by Ipietoon Cute Blog Design